Sejarah Masjid Cordoba cukup panjang dan sampai sekarang bangunannya masih berdiri kokoh sebagai gereja. Sudahkah Anda tahu jika bangunan bersejarah ini punya makna tersendiri bagi agama Islam maupun agama Kristen? Lokasinya sendiri ada di semenanjung Iberia, Spanyol yang pada masa sebelumnya bernama Andalusia. Mari mempelajari sejarahnya secara detail dalam artikel ini.
Yuk Mengenal Sejarah Masjid Cordoba di Spanyol
Masjid Cordoba ialah bangunan bersejarah di Spanyol yang punya peran penting bagi agama Islam dan Kristen. Sebelumnya, bangunan ini ialah gereja yang dibangun oleh bangsa Visigoth. Ketika tahun 711 M, bangsa Moor mendekati Andalusia dan menjadikan bangunan bersejarah tadi sebagai tempat peribadatan umat Islam dan Kristen.
Lantas ketika tahun 784 bangunan tersebut dihancurkan oleh Abd ar-Rahman I kemudian dibangun menjadi masjid. Tempat peribadatan ini ada di wilayah yang dulunya merupakan ibukota Dinasti Umayyah. Dinasti Umayyah ialah pemerintah kekhalifahan Islam sesudah Khulafaur Rasyidin.
Jadi, struktur asli dari Masjid Cordoba dibangun ketika pemerintahan Abd ar-Rahman I. Abd ar-Rahman I menjadi khalifah Dinasti Umayyah ketika tahun 784 sampai 786. Setelah itu, ketika abad ke-9 dan ke-10, masjidnya diperbesar serta diperluas. Lantas, ukurannya menjadi lebih besar 2 kali lipat hingga menjadi tempat peribadatan paling besar dalam dunia Islam.
Penyerangan Ke Wilayah Spanyol Di Bawah Kepemimpinan Al-Mansur
Abad ke-10 sendiri ialah masa di mana kerajaan Islam menempati posisi kuat. Jadi, bisa dianggap bahwa sejarah Masjid Cordoba pada tahap pembangunannya mencapai lebih dari 2 abad. Setelah itu, bangsa Moor kembali menyerang wilayah Spanyol di bawah pimpinan Al-Mansur. Pasukannya memberikan serangan dari Santiago de Compostela hingga ke katedral kota. Memasuki tahun 1236, Cordoba beralih ke kekuasaan umat Kristen.
Di bawah pimpinan Raja Ferdinand III, lentera masjid dibawa lagi ke Santiago de Compostella dan dijadikan lonceng. Sejarah Masjid Cordoba setelah masa Raja Ferdinand III dilanjutkan oleh raja Kristen berikutnya. Mereka melakukan perubahan pada Masjid Cordoba. Akan tetapi, tidak menghancurkan bangunannya.
Lantas, sekarang ini tempat peribadatan tersebut menjadi bangunan unik karena arsitekturnya berasal dari budaya timur dan barat. UNESCO juga sudah menetapkan tempat peribadatan tersebut dalam salah satu situs warisan dunia.
Arsitektur dan Interior Masjid Cordoba
Setelah membahas sejarah Masjid Cordoba, mari membahas bagian arsitektur dan interiornya. Arsitekturnya terbilang unik sebab ukurannya besar dan langit-langitnya tinggi. Karena pernah dibangun oleh Kekhalifahan Islam, banyak bagian bangunan yang menonjolkan arsitektur Islam. Bahkan juga mempengaruhi seni Islam Barat ketika abad ke-8, misalnya saja pada gaya neo-Moor di abad ke-19.
Pada bagian halamannya ada pohon jeruk, pohon palem, pohon cemara hingga air mancur. Seluruhnya menjadi pintu masuk menuju tempat peribadatan tersebut. Ada pula Puerta del Perdon yang merupakan pintu masuk berbentuk gapura Mudejar. Gaya arsitekturnya ialah Iberia di abad pertengahan. Posisinya ada di sebelah menara lonceng.
Berdasarkan sejarah Masjid Cordoba di masa lalu, Patio de los Naranjos ialah ialah tempat untuk berwudhu umat Islam. Beralih ke bagian masjid lainnya, Anda akan merasakan gaya arsitektur yang kaya. Pada bagian ibadah untuk laki-laki, posisinya di Argamasa yang lantainya dibuat dari kapus dan pasir dengan warna merah. Lantas, bagian atap berhiaskan emas dan motif berwarna. Atapnya mendapat topangan dari lengkungan bergaris.
Atapnya memberikan kesan mirip nuansa hutan pohon kurma. Lengkungannya ditumpu oleh 1.293 kolom. Akan tetapi, sekarang kolomnya hanya berjumlah 856. Di masa lalu, tempat peribadatan ini mendapatkan tambahan katedral pada tahun 1523 hingga 1766. Oleh karenanya, sekarang ini arsitekturnya sangat kaya, ada gaya plateresque, Renaisans akhir sampai barok Spanyol.
Masjid Cordoba di Masa Sekarang
Menyimak sejarah Masjid Cordoba sekarang ini statusnya berubah menjadi gereja katedral bagi umat Katolik. Posisinya sendiri berdekatan dengan Sungai Guadalquivir termasuk juga jembatan Romawi dan Calahorra di selatan. Bahkan, ada Celle San Fernando pada bagian timur. Lalu ada Aicazar de los Reyes Cristianos dan daerah San Basilio di bagian barat.
Karena berdekatan dengan sungai, tempat ini juga menjadi jalur di mana produk pertambangan dan pertanian dari pegunungan maupun pedesaan diekspor. Keindahan tatanan kota memberikan lanskap menakjubkan bagi Masjid Cordoba. Ada perpaduan budaya Romawi, Visigoth, Islam, Yudaisme hingga Kristen di sana. Kawasan berdirinya masjid Cordoba menunjukkan kota yang kompleks dan kaya akan arsitektur.
Karena arsitekturnya melalui era Romawi hingga era kejayaan Islam ketika abad ke-8 dan ke-10. Bahkan juga menunjukkan kecantikan kota dan budaya dari dunia barat. Jadi, apabila berkunjung ke sana, Anda akan mendapatkan pemandangan kekayaan monumental dan arsitektur unik. Di sekitar masjid juga banyak berdiri rumah leluhur dan rumah tradisional. Rumah komunalnya dibangun pada casa-patio sehingga tampak menakjubkan.
Di masa sekarang masjidnya bukan hanya beralih menjadi katedral tapi juga berfungsi dan Misa dirayakan setiap harinya pada tempat peribadatan tersebut. Masjid Cordoba ialah tempat peribadatan yang pernah menjadi kekayaan bagi umat Islam pada Kekhalifahan Umayyah. Sejarah Masjid Cordoba menunjukkan bangunannya telah beralih menjadi gereja katedral bagi umat Katolik.